Tabligh Akbar Semarak Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah (8/10) yang bertempat di Gedung Edutorium K.H. Ahmad Dahlan, dihadiri oleh ribuan warga Muhammadiyah se Soloraya. Di awali dengan sambutan dari Prof. Dr. Sofyan Anif, M.Si. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta. Kemudian dilanjutkan dengan penggalangan dana kemanusiaan oleh LazisMu dalam program membantu daerah pedalaman-pedalaman di Indonesia. Kemudian memasuki acara utama yaitu Tabligh Akbar yang menghadirkan Ustadz Dr. Adi Hidayat, Lc., M.A. yang berbicara tentang alasan mengapa kita harus bangga jadi kader Muhammadiyah?
Beliau menjelaskan perbedaan antara Hamid, Ahmad, Mahmud, dan Muhammad. Bahwa nama Ahmad berarti ketaatan yang tinggi kepada Allah, menjalankan ibadah-ibadah kepada Allah secara maksimal seperti yang dilakukan Rasulullah SAW. Mahmud itu adalah nama yg memiliki karakter rajin berbagi, rajin membantu, toleransi sifatnya, suka menyatu kepada orang lain untuk melakukan kebaikan-kebaikan. Bila digabungkan kedua kata tersebut maka ia menjadi nama Muhammad. Sehingga maknanya akan menjadi tidak hanya taat kepada Allah dengan menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya tetapi bisa dibuktikan cerminannya itu dengan dimilikinya jiwa sosial yang sangat tinggi. Maka seorang kader Muhammadiyah harus memiliki karakter jiwa dan kepekaan sosial yang sangat tinggi. Karena dengan spirit itu (KH Ahmad Dahlan dengan etos Al Maun dan Al Asr nya) kemudian lahirlah PKO, panti asuhan, PTM yang lebih banyak dari PTN, ratusan rumah sakit, puluhan ribuan madrasah SD-SMA, dst yang terus dikembangkan sampai lebih dari satu abad saat ini.
Kemudian beliau mencoba menguraikan apa arti sesungguhnya Muktamar yang bila ditelusuri maka muncul kata “umur”, yang makananya adalah amal perbuatan dan kebermanfaatan apa saja yang sudah dilakukan selama hidup. Maka “Muktamar” seyogyanya bagi umat Muhammadiyah tidak menghadirkan keramaian kecuali membawa maslahat untuk negeri. Ustadz Adi Hidayat juga berpesan untuk senantiasa memegang nasihat KH Ahmad Dahlan ‘hidup-hidupilah Muhammadiyah, jangan mencari hidup di Muhammadiyah!’ Karena bila bergeser visinya, Muhammadiyah tidak akan hidup.
Di tengah sesi, Ustadz Adi Hidayat memberikan hadiah umroh kepada Bapak Kokam yang tadi membaca tilawah Al-Qur’an di awal acara beserta 10 orang dari pasukan Kokamnya, juga memberikan tawaran beasiswa dari Akhyar Institut (lembaga milik ustadz Adi Hidayat) kepada sekolah Muhammadiyah yang punya semangat menuntut ilmu yang tinggi.
Di akhir beliau memberikan closing statement,
“12 rabiul awal Nabi Muhammad SAW di lahirkan dengan titik cerah menuju Sang Pencerah dan Pencerahan.
12 Rabiul awal Kita berkumpul di gedung yang megah ini membawa risalah Muktamar Muhammadiyah yang mencerahkan untuk Republik Indonesia tercinta, untuk agama kita Islam terkuat terhebat, dan inspirasi untuk semesta alam. Hidup Muhammadiyah! hidup Islam! Takbirr!! Allahu Akbar!!”